JAKARTA, Mediakarya – Dekan Fakultas Studi Islam Universitas Islam Internasional Indonesia Noorhaidi Hasan mengapresiasi gagasan fikih peradaban Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan menilai gagasan tersebut sudah kuat secara epistemologi.

“Memang sudah kuat secara epistemologi, tetapi perlu diperkuat lagi dari sisi metodologinya. Kalau bisa penekanan lebih jauh secara metodologi menjadi satu model yang akan diperhitungkan di seluruh dunia,” kata Noorhaidi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Implikasi dari pemikiran Gus Yahya ini, menurut dia, dapat membawa Indonesia sebagai kunci terkait dengan reformasi agama.

“Kali ini NU memasuki abad kedua. Akan lahir pemikir besar dari Indonesia. Khazanah pemikiran Indonesia akan dikenal luas yang bertumpu pada pemahaman keselarasan Islam dan budaya lokal,” katanya, dikutip dari antara.