Diduga Tidak Transparan, Warga Protes Proyek Bankeu Desa Cikeas Bogor 

BOGOR, Mediakarya – Akibat tidak transparan, proyek pengaspalan yang anggarannya bersumber dari Bantuan Keuangan (Bankeu) Infrastruktur tahun 2025 untuk tahap pertama senilai Rp 624.278.000 di Desa Cikeas Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor menuai protes dari warga setempat.

Pasalnya, kegiatan pengaspalan yang dilaksanakan saat ini dinilai warga tidak tepat sasaran, mengingat kondisi jalan tersebut masih dalam kondisi baik atau layak.Sehingga masyarakat sekitar menganggap proyek tersebut merupakan proyek mubazir.

“Masa iya mas, jalan yang masih bagus di aspal lagi, kan kesannya pemborosan atau hambur hambur uang,” ungkap warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya kepada media ini, Senin(22/9/2025).

Menurut dia, di Desa Cikeas masih banyak ruas jalan yang rusak dan perlu di prioritaskan daripada proyek pengaspalan yang dikerjakan saat ini.

Tak hanya itu, warga setempat pun turut menyoroti terkait tranparansi proyek pengaspalan jalan di Kampung Cikeas RT 001 – 002/ RW 002 dan Kampung Babakan RT 004 – 005/RW 004.

Mengingat di papan proyek tertera pengerjaan dikerjakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) bersama masyarakat secara swakelola dengan konsep padat karya.

“Ini kan lucu, di papan proyek tertulis dikerjakan secara swakelola dan padat karya. Namun fakta di lapangan kegiatan pengaspalan jalan dilaksanakan oleh pihak ketiga, tentunya hal ini tidak selaras dengan yang tertera di papan proyek,” kritis warga tersebut.

Bahkan kehadiran sosok misterius di lokasi proyek pengaspalan juga dipertanyakan warga setempat, dimana sosok misterius itu disisi lain mengaku sebagai wartawan disisi lain mengaku dari saber pungli sekaligus mengaku dari pihak ketiga.

Kehadiran sosok misterius itu pun dipertanyakan sejumlah awak media terkait kehadirannya di proyek tersebut.

“Ini kan tidak bisa diterima akal sehat, yang mana dia mengaku ngaku wartawan, juga mengaku pengawas saber pungli dan sekaligus mengaku pelaksana proyek. Jadi kesimpulan kami oknum yang mengaku ngaku ini tidak profesional bahkan terindikasi hanya alat untuk menghalangi tugas jurnalistik di lapangan,” ungkap salah satu wartawan.

Terkait hal tersebut, sejumlah awak media berencana akan melaporkan oknum tersebut ke pihak berwajib lantaran menghalang halangi tugas wartawan di lapangan, juga mengaku ngaku tim pengawas saber pungli padahal di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto lembaga tersebut sudah resmi dibubarkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) no.49 tahun 2025 tentang pencabutan Perpres no. 87 tahun 2016 tentang Satuan Tugas ( Satgas) Sapu Bersih (Saber) Pungutan Liar (Pungli) karena dinilai tidak efektif.

Untuk keseimbangan pemberitaan Kepala Desa (Kades) Cikeas sampai saat ini belum berhasil ditemui bahkan kabarnya dirawat di rumah sakit. Sedangkan Ketua TPK Desa Cikeas sejak pengerjaan hari pertama sampai saat ini belum terlihat batang hidungnya. (Dd)

Exit mobile version