Generasi Muda Harus Disiapkan untuk Sikapi Era Disrupsi Informasi

Menurutnya, berita bohong bukan terkait dengan otak saja, tapi juga menyangkut kecerdasan mental dan kestabilan emosional.

“Orang yang terlatih secara emosional dan pendewasaan dirinya baik, maka tidak akan tergoda untuk menyebarkan informasi yang tidak jelas asal-usulnya. Sebenarnya pola-pola penyebaran berita bohong seperti ini sudah terjadi sejak dulu, bedanya sekarang lebih mudah untuk dilakukan dengan adanya media sosial,” ungkapnya.

Hariqo menambahkan bahwa penangkalan berita bohong dan ujaran kebencian tidak hanya menjadi tugas para generasi muda saja, tetapi juga harus mendapatkan dukungan dari negara.

“Negara perlu hadir untuk memberikan dukungan kepada mereka secara konkret dan konsisten, sehingga semangat dan niat yang baik dari generasi muda Indonesia dalam menangkal intoleransi bisa dilakukan secara berkelanjutan,” pungkasnya, dilansir dari antara.

Exit mobile version