Lebih lanjut Sandiaga menjelaskan, bahwa penyaringan wisman masuk Bali bukan dari atribut yang digunakan wisman, misalnya backpack. Akan tetapi lebih berfokus pada kualitas wisman baik secara sikap maupun kemampuan ekonomi.
“Backpacker yang dimaksud Pak Luhut adalah yang tidak mendatangkan dividen. Memang sangat rancu dari segi definisi. Setelah kami mengklarifikasi, Pak Luhut menyampaikan ini adalah kelompok wisatawan yang tidak mendatangkan keuntungan,” ujarnya.
Selain tidak menghasilkan keuntungan, lanjutnya, juga tidak mendatangkan profit, tidak mendatangkan benefit, tidak mematuhi protokol kesehatan, hingga tidak menghormati kearifan lokal.