- Reformasi Pendidikan: kurikulum harus berorientasi pada problem solving, critical thinking, dan interdisciplinary learning.
- Penguatan Soft Skills: komunikasi, kolaborasi, kepemimpinan, dan empati menjadi pondasi kerja lintas budaya.
- Integrasi Nilai Moral dan Teknologi: membangun manusia digital yang cerdas dan beradab — bukan sekadar melek teknologi, tetapi juga beretika.
- Inovasi Riset dan Kolaborasi Global: kampus dan lembaga riset perlu bersinergi dengan industri dan masyarakat untuk menciptakan solusi berkelanjutan.
Perpaduan antara ilmu akademik, keterampilan, dan nilai kemanusiaan adalah kunci membangun peradaban baru yang unggul dan berdaya saing global. Ki Hajar Dewantara pernah berpesan, “Ilmu tanpa budi pekerti adalah kejahatan, dan budi pekerti tanpa ilmu adalah kelemahan.”
Maka, di era persaingan global digital ini, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, beserta jaringan alumninya harus melangkah dengan dua sayap seimbang, ilmu akademik yang kuat dan keterampilan yang tajam dengan dilandasi akhlakul karimah, terus menerus harus dirajut tali silaturrahim dan diikat dengan solidaritas almamater yang kuat, agar dapat memberi kontribusi signifikan dalam membangun bangsa Indonesia, hingga mampu bersaing dan terbang tinggi di langit peradaban dunia.
Tentang Penulis :
Abdul Rasyid adalah Alumni Fakultas Adab Jurusan BSA IAIN SA Surabaya Angkatan 1992, pemerhati kebijakan publik, pendidikan dan kebudayaan digital. Aktif menulis isu-isu politik, sosial, kepemimpinan, dan budaya di berbagai media nasional.