Dikonfirmasi terpisah, Epidemiolog dari Universitas Diponegoro Semarang Ari Udijono tak memungkiri adanya potensi penularan Covid-19 yang cukup tinggi pada perayaan Natal dan Tahun Baru. Sehingga, banyak yang memprediksi gelombang ketiga akan terjadi pada akhir tahun.
“Menurut pendapat saya pribadi, melihat masyarakat, seperti ada trauma, ada keinginan jangan sampai meningkat karena tidak mau lagi pengetatan ketika kasus yang sangat tinggi lagi,” ujarnya kepada Republika, Ahad (17/10).
Namun, ia berharap hal itu tidak terjadi, karena bila gelombang ketiga terjadi, maka proyeksi untuk melandaikan di tahun 2022 akan lebih rumit. Oleh karenanya, pendekatan secara agamis dapat dilakukan, pemerintah dan masyarakat juga tidak boleh abai meskipun angka kasus Covid-19 telah melandai.
“Untuk itu, pemerintah diharapkan dapat memperketat peraturan guna menekan terjadinya penularan virus,” kata dia.
Masyarakat juga harus terus diedukasi agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas. Dengan begitu, lonjakan kasus Covid-19 yang diprediksi akan terjadi pascalibur panjang akhir tahun dapat diantisipasi.
“Kekuatan pemerintah adalah pada peraturan. Sehingga saya yakin akan bisa dikendalikan walaupun nanti akan naik kemudian turun lagi. Jadi gelombang (lonjakan) itu akan seperti riak-riak saja. Andaikan naik itupun tidak setinggi bulan Juli lalu,” ungkap Ari.
Selain itu, percepatan vaksinasi juga terus digencarkan untuk membentuk kekebalan sehingga dapat mencegah terjadinya penularan virus.
“Program pemerintah menggencarkan vaksinasi sangat bagus. Karena masyarakat yang sudah divaksin tubuhnya akan dapat mengendalikan virus sehingga tidak mudah terpapar,” kata Ari.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, pemerintah menjalankan enam strategi utama untuk mengantisipasi gelombang ke-3 Covid-19 yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2021. “Keberhasilan kita saat ini dalam menurunkan kasus Covid-19 tak boleh putus,” kata Politisi Nasional Demokrat itu.