Konflik PKB dan PBNU Potensi Melebar

Foto: Ist

JAKARTA, Mediakarya – Konflik antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diperkirakan akan semakin memanas dan berpotensi melebar.

Awalnya, konflik ini dipicu oleh hubungan pribadi antara Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dengan Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), serta adiknya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut).

Pengamat politik dari Citra Institute, Yusak Farchan, menilai bahwa konflik tersebut sudah berkembang menjadi konflik kelembagaan antara PKB dan PBNU.

Yusak memperkirakan bahwa Cak Imin mungkin akan bermanuver untuk menggulingkan Gus Yahya melalui Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama. Di sisi lain, PBNU juga tidak menutup kemungkinan akan melakukan hal serupa terhadap Cak Imin melalui Muktamar PKB Tandingan.

Menurut Yusak, keretakan hubungan antara Cak Imin dan Gus Yahya-Gus Yaqut sudah terlalu dalam, sehingga sulit menemukan titik temu.

“Konflik PKB-PBNU berpotensi meluas secara kelembagaan,” kata Yusak sebagaimana dikutip dari Suara.com, Kamis (12/9/2024).

Yusak juga mengimbau agar pengerahan massa dihentikan karena berpotensi memicu bentrokan fisik antara pendukung kedua pihak.

Imbauan ini muncul setelah adanya demonstrasi di depan kantor PBNU dan kesiapan GP Ansor serta Banser untuk menghadapi para pendemo.

“NU dan PKB saya kira sangat dewasa dalam berpolitik. Harus dicari pola pertarungan yang lebih elegan, bukan dengan pengerahan massa, karena yang menjadi korban adalah warga akar rumput NU sendiri,” tutur Yusak.

 

Exit mobile version