Selain itu lanjut Amos moda transportasi laut yang dominan digunakan di kepulauan tersebut sering terhambat karena kurangnya armada. Akibatnya masyarakat atau wisatawan harus menunggu kapal yang kerap terlambat.
“Seharusnya untuk keperluan wisata, transportasinya ditambah. Jadi, ketika kita mengunjungi satu pulau dan pindah ke pulau lain, waktunya menjadi efektif. Kalau seperti ini, kan, menjadi lama,” bebernya.
Menurut Amos meski pemimpin di Jakarta beberapa kali berganti, imbuhnya, tetap saja hingga saat ini tidak ada pembangunan infrastruktur di Kepulauan Seribu yang signifikan mendorong ekonomi masyarakat.
“Saya berharap PJ Gubernur Heru Budi Hartono mampu merealisasikan hal tersebut,” pungkasnya.
Sementara itu pengamat kebijakan publik Amir Hamzah memberikan masukan tentang peningkatan infrasruktur di Kepulauan Seribu, baik dalam bentuk pelabuhan atau dermaga, jalan, tempat pembuangan sampah, maupun listrik.