Oleh: Iskandar Sitorus, Sekretaris Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW)
Pintu masuk fakta: dapur racun di Sukabumi
Bayangkan, di jantung Sukabumi, tepatnya di Parungkuda, berdiri dapur-dapur. pengolahan batu sinabar yang menjelma menjadi merkuri. Bukan rumor. Negara sendiri mengakuinya lewat dokumen resmi National Action Plan (NAP) Minamata yang tahun 2016 menulis hitam di atas putih, Parungkuda adalah salah satu kecamatan dengan cinnabar smelters.
Tahun berikutnya, 2017, publik digegerkan penggerebekan Bareskrim di Desa Mangkalaya. Disita: 5,1 ton batu sinabar dari Maluku, 1,5 ton merkuri cair, plus tungku produksi. Bukti konkret, bukan cerita warung kopi. Tapi… kasus ini senyap, tak terdengar dentuman palu hakim.
Sementara itu, merkuri, racun abadi yang masuk ke tanah, air, dan tubuh manusia, terus menyebar. Anak-anak, ibu hamil, petani, semua hidup di atas bom waktu yang berdetak tanpa henti.
BPK bicara: catatan kelalaian yang resmi
Kalau ada yang masih ragu, mari buka arsip Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK. Sepuluh tahun terakhir, catatannya gamblang:
