Menurut dia, kasus tersebut terjadi bukan hanya tentang kegagalan teknologi, namun. juga kegagalan empati dan perencanaan yang matang dari penyelenggara.
“Mereka seharusnya memprioritaskan kenyamanan dan kemudahan para pencari kerja, bukan malah menciptakan pengalaman yang menyakitkan dan mengecewakan,” ujar dia.
Dia pun berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi penyelenggara job fair lainnya. Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali. Sehingga dapat tercipta sistem yang berkeadilan dalam perekrutan para pencari kerja. (Sygy)