KABUPATEN BEKASI, Mediakarya – Para pencari kerja di Kabupaten Bekasi kini terus mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan, jarak tempuh hingga puluhan kilo meter tidak menyurutkan semangat mereka dalam upayanya untuk mendapatkan sebuah pekerjaan.
Sehingga tidak sedikit di antara mereka terjebak dalam antrean panjang yang tak berujung, berjuang melawan sistem barcode yang menjadi polemik masalah di job fair. Waktu berlalu, harapan menipis, dan yang tersisa hanyalah rasa frustrasi dan kekecewaan yang mendalam. Demikian kisah nyata yang dialami ribuan pencari kerja di job fair di President University Convention Center Bekasi.
Alih-alih mendapatkan kesempatan untuk bertemu calon pemberi kerja, mereka malah menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berjuang melawan sistem barcode sedangkan sinyal hilang akibat membludaknya para pencari kerja.
Bayangkan, lelahnya berdiri berjam-jam, panasnya terik matahari, dan kekecewaan yang menggerogoti hati. Semua itu karena kesalahan perencanaan dan implementasi sistem barcode yang buruk.
“Kita semua tahu mencari kerja itu sudah sulit. Kita harus bersaing dengan banyak pelamar lain, mempersiapkan diri sebaik mungkin, dan menghadapi berbagai tantangan,” ungkap Elga salah satu pelamar pencari kerja yang hadir saat di wawancarai Harnasnews, Selasa (2705/2025).
Seharusnya, kata dia, proses mencari kerja tidak perlu diperumit dengan sistem yang tidak berfungsi. Barcode yang seharusnya mempermudah, malah menjadi penghalang besar bagi para pencari kerja.
“Saya sangat kecewa, sudah berusaha keras, tapi sistemnya malah menghambat saya,” ungkap Elga.