KOTA BEKASI, Mediakarya – Proyek pengerjaan drainase di jalan Kayuringin Jaya, RT 003/012 Kelurahan Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan, yang sempat menjadi sorotan publik, hingga kini belum juga ada respon dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi.
Padahal, proyek yang seharusnya menjadi solusi soal permasalahan saluran air, justru menjadi sumber pertanyaan karena diduga kuat tidak memenuhi prosedur yang berlaku.
Kepala Dinas DBMSDA Kota Bekasi Idi Sutanto hingga kini belum memberikan penjelasan resmi terkait dugaan penyimpangan prosedur dalam pengerjaan proyek drainase di Jalan Kayuringin Jaya, Kelurahan Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Padahal, konfirmasi sudah dilayangkan sejak Jumat (12/12/2025) melalui pesan WhatsApp. Dalam pesan itu, Mediakarya.id menanyakan lima poin krusial, di antaranya ketiadaan papan proyek, tidak adanya rambu peringatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pemasangan buis beton saat air masih menggenang, posisi drainase yang lebih tinggi dari jalan, serta mekanisme pengawasan internal dan eksternal DBMSDA.
Karena tak kunjung direspons, Mediakarya.id mencoba menghubungi Idi melalui telepon WhatsApp. “Nanti saya cek ke bidang,” ucap Idi singkat.
Namun hingga berita ini diturunkan, Senin (15/12/2025), DBMSDA Kota Bekasi belum juga memberikan tanggapan resmi. Bahkan hasil hasil akhir dalam proses pengerjaan proyek tersebut kondisi drainase masih lebih tinggi daripada jalan.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LPKAN) Abdul Rasyid menilai Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi abai dalam mengawasi sejumlah proyek pengerjaan fisik yang bersumber dari APBD.
Menurut dia, kasus pengerjaan drainase di Kayuriningin merupakan satu dari ratusan proyek penunjukan langsung (PL) di DBMSDA Kota Bekasi yang dikerjakan tidak sesuai prosedur.
“Publik tentu bertanya siapa pihak yang bertanggungjawab dalam proyek tersebut. Sebab papan proyek pun tidak ada. Sementara para pekerja hanya sebatas menjalankan arahan mandor. Jika persoalan ini dibiarkan jangan harap kuaitas pembangunan di Kota Bekasi akan bertahan lama,” ujar Rasyid. (Supri)
