JAKARTA, Mediakarya – Direktur eksekutif Etos Indonesi Institut, Iskandarsyah, menyayangkan pernyataan Ketua Biro Kaderisasi dan ideologi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedy Nur Palakka yang menyebutkan Jokowi sudah memenuhi syarat menjadi nabi.
“Nabi itu tentunya memiliki sifat sidiq, fatonah, amanah dan tabligh. Dari sifat-sifat itu apakah Jokowi masuk kriterianya. Jangankan memenuhi syarat jadi nabi, memenuhi janji-janji kampanyenya saja banyak yang tidak terealisasi. Justru saya kasihan dengan PSI dari dulu kadernya banyak yang tidak beretika dalam bertutur kata,” kata Iskandar kepada Mediakarya, Kamis (12/6/2025).
Iskandar juga meminta agar Dedy belajar politik yang benar ketika memuja muji tokoh idolanya. Jangan sampai “taklid buta”.
“Pernyataan Dedy yang menyebut bahwa Jokowi sudah penuhi syarat jadi nabi itu sangat berlebihan dan termasuk penodaan agama. Jangan asal mangap aja mulutnya, ini penghinaan terhadap umat, nabi itu diutus oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dari semua nabi, itu menurut ajaran saya selaku umat muslim,” katanya.
Iskandar juga berharap kedepannya agar para kader PSI hati-hati dalam memberikan pernyataannya di ruang publik.
“Pernyataan kader PSI yang kontroversi itu bukan kali ini saja , sebelumnya juga ada kader PSI yang menjelek-jelekan Pak Prabowo. Bahkan ada juga kader PSI yang menyebut bahwa wapres Gibran merupakan wapres terbaik sepanjang sejarah. Partai yang diklaim sebagai partai anak muda itu ko kian ngaco. Dan ternyata tidak mengevaluasi diri,” tegasnya.
Iskandar juga meminta para tokoh agama dan ormas islam di Indonesia agar tidak tinggal diam dalam menyikapi pernyataan kader PSI yang dinilai menyamakan Jokowi dengan nabi
“Indonesia banyak Ormas Islam, ada MUI, kalian jangan diam aja, itu penghinaan terhadap umat, terutama umat muslim, karena nabi kita terakhir adalah Nabi Muhammad SAW, setelah itu tak ada lagi,” katanya.
Untuk itu Iskandar meminta agar Dedy ataupun kader PSI lainnya segera membuat permintaan maaf kepada publik. “Terutama kepada umat muslim. Karena kami menilai pernyataan Dedy itu sangat ngawur dan sok tahu,” tutup Iskandar.