JAKARTA, Media Karya – Program Guru Penggerak (PGP) yang diusung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mencapai angkatan 9.
Program PGP ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada guru menjadi pemimpin pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan potensi peserta didik dan aktif mengembangkan pendidik lainnya dalam mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. PGP didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan dengan menggunakan pendekatan andragogi.
Mariana Susanti Penanggung Jawab PGP Angkatan 9 Wilayah Kota Jakarta sekaligus Pusat Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi D.I. Yogyakarta, mengatakan, kegiatan PGP dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dengan menggunakan metode pelatihan dalam jaringan (daring), lokakarya, dan pendampingan individu.
“Proporsi kegiatan terdiri atas 70 persen belajar di tempat bekerja (on-thejob training), 20 persen belajar bersama rekan sejawat, dan 10 persen belajar bersama narasumber, fasilitator, dan Pengajar Praktik,” kata Mariana Susanti, ketika ditemui di acara Lokakarya 7 ‘Panen Hasil Belajar’ di SMA Swasta Budi Mulia, Kawasan Mangga Besar, jakarta Pusat, Sabtu (27/4/2023).
Pada PGP Angkatan 9 ini, BBGP DIY mendapatkan tugas untuk melaksanakan program di 10 Kabupaten/Kota yang berada di provinsi DIY dan DKI Jakarta dengan total sasaran 1549 orang, dengan rincian 719 orang di DIY dan 830 DKI Jakarta. Adapun di Kota Jakarta Pusat.
Awalnya sebanyak 111 Calon Guru Penggerak (CGP) namun satu orang mundur karena pertimbangan kesehatan, sehingga menjadi 110 CGP, yang didampingi oleh 8 Fasilitator dan 20 Pengajar Praktik. “Salah satu rangkaian kegiatan PGP adalah pendampingan kelompok yang sering disebut dengan Lokakarya yang dilaksanakan selama 8 kali dengan tema yang berbeda-beda,” ujar Mariana Susanti.