Oleh: M.Mufti Mubarok
Akhirnya jago PDIP sudah muncul, seperti yang sudah diduga sebelum nama Ganjar Pranowo (GP) dimunculkan PDIP oleh Megawati Soekarnoputri, ini adalah teknik politik lama GP seakan akan didzalimi supaya dapat simpati.
Jauh sebelum GP, Anies Baswedan sudah lebih dulu deklarasi di usung Nasdem Surya Paloh dan tampaknya Partai Demokrat dan PKS akan menjadi pengusung dengan Gerakan Perubahan.
Sedang Prabowo Subianto juga sudah deklarasi dengan partai Gerinda dan PKB.
Bila dilihat dari porosnya. Tampak ada 3 poros
Poros pertama poros kiri dengan Ganjar Pranowo. PDIP kemungkinan Bergabung beberapa partai lagi. Poros tengah dimainkan oleh Anies Baswedan dengan partai Nasdem, Demokrat dan PKS. SSementara.Poros kanan dimainkan oleh Prabowo Subianto
Seberapa peluang 3 poros ini tampaknya masih tergantung bandul kekuasaan yang memainkannya yaitu Jokowi dan Megawati mencoba memainkan bandul bandul baik poros kiri maupun poros kanan.
Sedang poros tengah tampak cukup diuntungkan karena tidak masuk bandul Jokowi. Ada banyak kejutan di 2024 nanti
Poros kiri Ganjar Pranowo akan mencari pasangan bisa dengan Erik Thohir, Sandiaga Uno, Mahfud MD dll.
Sementara poros tengah Anis Baswedan Bisa dengan AHY, Khofifah, dll
Poros kanan Prabowo Subianto bisa dengan cak Imin, Airlangga, dll.
Namun semua peta politik masih sangat cair. Bisa 3 poros (Kiri-tengah-kanan) seperti 2019 dan 2014 Atau hanya 2 poros ( kiri dan kanan) seperti 2019 dan 2014. Semua proses dan komposisi tergantung kompromi elite partai . Elite yang paling berkuasa mau 2 paslon suka suka mereka. Mau 3 Paslon juga kita bisa apa.
Jadi sebenarnya politik elite ini sudah selesai siap capres 2024 nanti. Kita cuma jadi penonton tak ada kekuatan apa apa. Rakyat hanya jadi korban 5 tahunan oleh pesta pora parpol. Kita perlu menunggu tsunami-tsunami politik yang kadang kehendak yang kuasa.
Jadi kesimpulan percuma kita komentar, percuma kita Adu argumentasi. Adu dukungan toh ibarat sirkus kita hanya penonton. Pemilik sirkus adalah adalah elite partai dan bandar bandar partai. Sementara pemain sirkusnya adalah Pak Jokowi. Ganjar, Prabowo dan Anies. Mereka berpesan masing masing dalam sirkus nanti.
Toh pemenang sudah jelas yaitu pemilik sirkus. Jadi rakyat jangan terlalu ikut permainan sirkus. Kita perlu cari cara bagaimana pemilik dan pemain sirlus bisa berantem. Itu baru rakyat berkuasa.
Tapi sekarang ini semua dininabobokkan oleh sihir demokrasi, yang hanya permainan belaka. Ujung ujung rakyat hanya korban permainan sirkus.
Berbulan bulan tanpa tahu permainan. Saling serang saling tikam adu mulut kadang adu fisik seperti pemain sirlus.
bila melihat penyelenggara-KPU dan pengawas- Banwaslu tampaknya agak biasa biasa saja tidak terlalu berpengaruh. Soalnya mereka (penyelengara dan pengawas) sudah menjadi petugas kekuasaan.
Dan rakyat terus menjadi obyek yang kepanjangan dan belum pernah jadi subyek.