BANDUNG, Mediakarya – Rapat pleno pembahasan persiapan Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jawa Barat yang dihadiri seluruh pengurus DPD Golkar se-Jawa Barat dinilai tidak demokratis.
Padahal rapat pleno tersebut merupakan momentum yang tunggu-tunggu pengurus. Pasalnya sudah hampir satu tahun lebih, DPD Golkar Jawa Barat tidak pernah melakukan Rapat Harian maupun Rapat Pleno.
Sebelumnya seluruh pengurus DPD yang hadir dalam rapat tersebut berharap dalam penetapan Ketua Steering Committee (SC) maupun Organizing Committee (OC) agar terlebih dahulu dilakukan pemilihan oleh peserta.
Namun pada kenyataanya berbalik, Ketua DPD Golkar Jawa Barat dalam hal ini Ace Hasan Syadzily menggunakan otoritasnya, yakni menunjuk langsung Ketua Pelaksana Musda yaitu Yod Mintarga, Yomanius Untung sebagai SC, sementara Deden Nasihin sebagai OC.
Para pesrta rapat pleno pun dibuat kecewa atas sikap Ace Hasan yang dituding otoriter, karena telah menabrak mekanisme dan aturan yang selama ini dijalankan di kepemimpinan Ketua DPD Golkar sebeblumnya, baik di era Dedi Mulyadi maupun Ade Barkah.
Ace Hasan: Ini Kewenangan Saya
Dalam sambutan rapat pleno persiapan Musda DPD Partai Golkar Jabar, Ketua DPD Golkar Jabar Ace Hasan Syadzily menyebut bahwa penunjukan Ketua SC maupun OC merupakan kewenangan dirinya.
“Saya menggunakan wewenang saya menunjuk langsung Yod Mintaraga sebagai Ketua dan Yomanius Untung sebagai SC dan OC Deden Nasihin dalam pelaksanaan Musda DPD Golkar,” kata Ace Hasan Syadzily hadapan peserta rapat pleno di kantor DPD Golkar Jawa Barat, (26/9/2025).
Diketahui Yod Mintarga adalah Ketua Depidar Soksi Jabar, Yomanius Untung Sekretaris Depidar Soksi dan Deden Nasihin adalah Mantan Calon Bupati Cianjur yang kalah pada Pilkada 2024 lalu. Dia juga PLT Ketua DPD Golkar Kabupaten Sukabumi, Pengurus DPD Golkar Jabar serta pengurus DPP Partai Golkar.
Tak Mau Berikan Tanggapan
Protes pun dilayangkan peserta rapat pleno karena dinilai penunjukan panitia SC dan OC tersebut tidak elok, karena setiap kegiatan di Golkar Jawa Barat orangnya itu itu saja.
Salah satu peserta rapat pleno, Sukim Nurarif menyebut penunjukan panitia tidak mencerminkan politik yang akomodatif baik secara struktural maupun historical.
“Penunjukan panitia tidak mencerminkan akomodatif baik secara struktural maupun historical,” kata Sukim.
Sementara itu, saat dimintai tanggapan terkait jalannya pleno dan protes dari peserta rapat, Ace Hasan Syadzily menolak untuk memberikan komentar.
“Nanti ya, nanti ya,” kata Ace Hasan Syadzily.
Menanggapi hasil rapat pleno yang dituding tak demokratis tersebut, Wakil Ketua Bidang Bencana dan Sosial H Kusnadi memberikan komentar pedas.
Menurutnya rapat pleno dalam persiapan Musda DPD Golkar Jawa Barat itu tidak mencerminkan demokrasi dan merupakan rapat terburuk dalam sejarah perjalanan Golkar di Jawa Barat.
“Saya yang paling banyak protes. Dan rapat pleno ini tidak mencerminkan demokratis,” tegas Kusnadi.
Rapat pleno yang digelar secara singkat itu diakhiri dengan HUT Ketua DPD Golkar Jabar Ace Hasan Syadzily dan dilanjutkan dengan pemotongan dan penyerahan kue kepada Ketua dan SC Musda serta pengurus lain. (Ass)