Selain itu, lanjut Iskandar, dalam beberapa survei bursa calon Wali Kota Bekasi yang dilakukan Etos Indonesia Institute, nama Ade Puspitasari tidak mendapatkan respon publik.
Apalagi, Golkar Kota Bekasi saat ini dipimpin oleh politisi prematur. Sementara itu, Ade dalam bayang-bayang anak koruptor masih melekat di telinga masyarakat Kota Bekasi.
Iskandar juga berpendapat, dari sejumlah kader potensial dan mampu membawa perubahan bagi Golkar Kota Bekasi, nama Novel Saleh Hilabi dinilai cukup qualified dibandingkan Ade Puspitasari.
“Dari survei yang pernah kami lakukan juga nama Novel masuk dalam 3 besar, dalam bursa Cawalkot. Sedangkan nama Ade hilang entah kemana, ini merupakan tolak ukur popularitas dan elektabilitas seorang politikus,” ucapnya.
Dia pun menilai, Ketua DPD Golkar Kota Bekasi saat ini hanya mendompleng nama besar bapaknya. Sementara jika dilihat kemampuannya, Ade merupakan politisi kosong.
“Berkali- kali saya sampaikan itu, di level bawah pun Ade namanya tak populer. Justru pada tataran elit maupun kader militan Golkar Kota Bekasi, Novel Saleh lebih layak menahkodai Golkar di Bekasi,” pungkasnya. (Red)