AJI Gencarkan Pelatihan Cek Fakta bagi Persma untuk Lawan Hoaks

“Di tahun 2021 di Indonesia tercatat hoaks didominasi oleh informasi tentang kesehatan dan 2022 berpindah pada informasi politik”, kata Nurika.

Menurutnya, sampai saat ini misinformasi (hoaks) terus beredar di kalangan masyarakat khususnya di sosial media yang disebarkan oleh oknum-oknum tertentu dengan tujuan membuat kekacauan, kegelisahan, rasa benci, dan bahkan juga rasa ketakutan bagi pembacanya.

“Contoh dari informasi hoaks itu seperti pembangunan Ibukota Nusantara (IKN) menggunakan dana haji, pilpres 2024 dibatalkan dan diselenggarakan di tahun 2029, uang baru bergambar muka presiden Jokowi serta banyak lagi lainnya,” ujar Nurika.

Ia menjelaskan, sebagai pengguna sosial media jangan hanya melihat caption yang ditampilkan pada informasi tertentu, tetapi harus mengecek keasliannya dengan cara mencurigai judul yang provokatif, cermati alamat situs, periksa fakta dan cek keaslian foto.

“Hoaks yaitu informasi yang dibuat-buat atau direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya. Dengan kata lain, hoaks diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang seolah-olah meyakinkan akan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya,” jelas Nurika, dilansir dari antara.

Exit mobile version