Dia mengatakan strategi kedaruratan itu penting agar insiden ibadah haji yang pernah terjadi sebelumnya tidak terulang lagi.
“Karena kita tidak tahu kan pernah ada tragedi yang terjadi di Mina ataupun di Ka’bah ketika peristiwa jatuhnya crane. Sekarang tahun ini justru di Muzdalifah,” kata Maman Imanul Haq dalam siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dia mencontohkan insiden di Muzdalifah yang terjadi pada ibadah haji tahun ini dapat menjadi pelajaran panitia haji ke depan.
Rombongan jamaah haji Indonesia pada tahun ini mengalami keterlambatan pemberangkatan yang cukup lama dari Muzdalifah ke Mina. Maman menerangkan umumnya jamaah hanya menunggu 1–2 jam, tetapi tahun ini sampai 10 jam.
“Tentang strategi kedaruratan itu, kita harus pikirkan dari satu lokasi ke lokasi lain, di mana penumpukan jamaah seperti di Arafah, Muzdalifah, dan Mina itu harus betul-betul menjadi pemikiran yang lebih sistematis dan bisa dilakukan cepat karena ini menyangkut nyawa manusia,” kata dia.