“Lockdown bukanlah cara yang berkelanjutan untuk menangani virus dan itulah mengapa kita harus mencapai target vaksinasi sebesar 70% dan 80%, sehingga kita dapat mulai hidup dengan virus,” tambahnya.
Sekitar 60% dari 25 juta populasi Australia saat ini berada di bawah aturan lockdown. Namun, kebijakan lockdown yang membuat masyarakat untuk tetap berada di rumah dan tidak bisa beraktivitas normal yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan, telah membebani banyak orang. Beberapa wilayah di Australia sudah menerapkan lockdown sejak 26 Juni 2021 lalu yang mendorong terjadinya protes.
Polisi di negara bagian New South Wales yang paling padat penduduknya mengatakan mereka memberikan 940 denda dalam 24 jam terakhir, karena warga melanggar perintah kesehatan masyarakat. Sementara itu, media setempat melaporkan ratusan orang berkumpul untuk memprotes kebijakan pembatasan pada Minggu (22/8) di perbatasan negara bagian Queensland.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan penangkapan dilakukan oleh polisi pada Sabtu (21/8), selama demonstrasi anti-lockdown di Sydney dan Melbourne, ibu kota dua negara bagian terpadat, New South Wales dan Victoria, yang berada di bawah penguncian ketat.
Aksi demo di Queensland, Sydeny, dan Melbourne pada akhir pekan lalu semakin menambah deretan aksi protes warga Australia yang menentang kebijakan lockdown. Pada 24 Juli lalu, sekitar 3.500 warga Australia juga menggelar aksi demonstrasi untuk menuntut diakhirinya lockdown. Aksi yang berlangsung di New South Wales, Melbourne, hingga Adelaide tersebut berakhir ricuh.