Banjir Bandang Aceh dan Sumatra, IGR: Pengusaha Hitam Harus Ikut Bertanggungjawab

Ketua Umum Indonesia Green Road (IGR) Qadar Ruslan Siregar

JAKARTA, Mediakarya – Ketua Umum Indonesia Green Road (IGR) Qadar Ruslan Siregar menyayangkan narasi yang berkembang bahwa bencana Aceh dan Sumatra Barat dan Sumatra Utara merupakan akibat dari kebijakan Menteri Kehutanan pada era Kepemimpinan Zulkifli Hasan di 2010 silam.

Ruslan menduga ada kelompok “pengusaha hitam” yang berkolaborasi dengan oknum pejabat, yang selama ini mengekspolrasi hutan secara ugal-ugalan, ketika bencana ini melanda, mereka berusaha cuci tangan dan mengkambinghitamkan pejabat sebelumnya.

“Kami menduga ada upaya secara sistematis dari kelompok pengusaha hitam dan oknum tertentu untuk menyudutkan Pak Zulkifli Hasan secara pribadi, maupun terhadap Partai Amanat Nasional (PAN). Karena jika dilihat dari narasi yang dibangun itu isunya sama, dan seolah bencana itu terjadi karena ulah mantan menteri kehutanan. Jelas ini narasi yang menyesatkan,” tegas Ruslan kepada Mediakarya, Jumat (5/12/2025).

Padahal, kata Ruslan, di era kepemimpinan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan banyak program yang membangun pelestarian hutan. Antara lain program penanaman satu miliar pohon dan program reboisasi lainnya.

“Saat itu, saya selaku Ketua Umum IGR yang menjadi saksi bagaimana Pak Zulkifli Hasan menata kembali hutan yang sebelumnya pascareformasi itu, hutan dijarah dan dibabat secara membabibuta, bukan hanya oleh masyarakat tapi juga oleh kelompok pengusaha hitam yang selama ini masih bercokol,” tegas Ruslan.

Sebagai saksi sejarah, IGR juga ikut serta dalam penanaman 1 miliar pohon yang saat itu digalakkan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. “Saat itu kami ikut terlibat dalam program peneneman satu miliar pohon dan pengembangan Kebun Bibit Rakyat (KBR),” beber Ruslan yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Bekasi ini.

Ruslan juga menduga, dengan berbagai jabatan penting yang diamanatkan kepada Zulkiifli Hasan dari Presiden Prabowo Subianto, setidaknya ada pihak-pihak yang tidak suka. Menurut dia, dalam konteks politik itu hal biasa.

Ruslan juga menyayangkan jika ada pihak-pihak yang menuding bahwa kerusakan hutan di Aceh dan Sumatra yang mengakibatkan banjir bandang itu karena kebijakan Pak Zulkifi Hasan.

“Tudingan bahwa Pak Zul sebagai penyebab terjadinya bencana di Aceh dan Sumatra sangat tidak mendasar. Publik tentu tahu siapa pemain dan pemilik perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan. Jadi opini ini jangan dipelintir. Coba cek saja siapa pemain-pemain besarnya. Ya tentunya kelompok yang sama, kemudian untuk menghindari jerat hukum, mereka menggunakan buzzer dengan menyerang mantan menteri kehutanan di era SBY. Istilahnya mereka itu lempar batu sembunyi tangan,” pungkasnya. (Ag)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *