“Di sisi lain, masyarakat harus menyadari bahwa donasi digital yang disalurkan sudah melalui platform yang benar,” jelasnya. Selanjutnya, tantangan pengelola zakat digital adalah transparansi. Nadratuzzaman mengatakan, jika pengelola zakat saat ini harus mampu berani untuk terbuka.
“Harus pula dapat memberikan informasi kepada publik atas laporan dan aktivitasnya. Untuk tantangan berikutnya yaitu perbedaan generasi di mana pengelola zakat harus mampu mengakomodir kebutuhan lintas generasi.Sementara tantangan peran amil dan pengelola zakat yaitu seluruh pengelola zakat harus menggunakan teknologi dalam mengelola zakat,” ujarnya.
“Daerah wilayah timur harus dibantu untuk dapat menggunakan SIMBA,” ucap Nadratuzzaman.
“Tantangan terakhir adalah pemanfaatan teknologi, ini bertujuan agar seluruh pengelola zakat harus terkoneksi dengan internet,” pungkasnya.(hab)