JAKARTA, Mediakarya – Direktur Eksekutif Politik Nusantara Sejahtera (PNS) Noor Fatah menyebutkan bahwa era globalisasi yang ditandai oleh transformasi sosial, budaya dan teknologi dibutuhkan kepemimpinan di tingkat pusat maupun daerah yang memiliki mindset jiwa inklusifitas, komunikatif dan kolaboratif.
Hal itu dimaksudkan guna menjawab seluruh tantangan jaman yang serba cepat berubah di tengah-tengah dinamika masyarakat, dalam rangka menuju Indonesia Emas tahun 2045.
Untuk itu, kata Fatah, pilkada serentak harus bisa menciptakan para pemimpin yang memiliki jiwa inklusif. Tak terkecuali di kota metropolitan seperti di Kota Bekasi yang tak lama lagi menggelar hajat politik lima tahunan.
Fatah mengatakan, dari sejumlah calon kepala daerah (cakada) yang ikut dalam kontestasi politik pada 27 November mendatang, dia menilai bahwa Tri Adhianto Tjahjono-Abdul Harris Bobihoe merupakan pasangan yang tergolong inklusif.
“Kami menilai pasangan Tri-Harris memiliki jiwa inklusifitas yang tinggi, nasionalisme dan relijius, serta mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidangnya masing-masing. Baik di pemerintahan maupun legislatif. sehingga menjadi modal besar menjalankan roda pemerintahan Kota Bekasi dg lebih baik,” kata Fatah kepada Mediakarya, Senin (16/9/2024).
Lebih lanjut, melalui sosok Abdul Harris Bobihoe sebagai Wakil Wali Kota Bekasi yang satu frekuensi dengan presiden terpilih Prabowo Subianto (Partai Gerindra the ruling party).
Dengan demikian, kata Fatah, program pasangan Tri-Harris dengan pemerintahan pusat dipastikan akan tercipta harmonisasi dalam rangka percepatan pembangunan Kota Bekasi KEREN di masa depan.
“Dengan demikian, di antara beberapa pilihan pasangan calon yang ada, yang dinilai mumpuni dan memiliki prospek Kota Bekasi akan lebih maju, hanya pasangan Tri Adhianto Tjahjono-Abdul Harris Bobihoe,” sebutnya.
Fatah memprediksi, pasangan Tri-Haris yang didukung oleh koalisi gemuk itu dengan mudah akan meraih kemenangan dalam kontestasi elektoral pilkada serentak tahun 2024 ini.**