KOTA BEKASI, Mediakarya – Wajah birokrasi Kota) Bekasi dinilai tengah dipertontonkan perilaku dan praktik dalam sistem pemerintahan atau administrasi publik yang menyimpang dari standar etika, moral.
Hal tersebut terungkap, seperti baru-baru ini publik dihebohkan dengan viralnya video Dirut Perumda Kota Bekasi Ali Imam Faryadi alias Aweng, yang tertidur saat megikuti rapat denga Pansua 8 DPRD Kota Bekasi.
Setelah video itu beredar, yang bersangkutan bukannya segera mengklarifikasi ikhwal dirinya tertidur di ruang rapat, namun video itu seolah sengaja dibiarkan tersebar, yang pada gilirannya menimbulkan berbagai macam asumsi publik.
Anehnya, Dirut tersebut mencari pembenaran dengan meminjam statemen dewan Misbahudin bahwa kejadian tertidurnya Dirut Perumda Tirta Patriot itu saat jam istirahat sholat ashar, bukan saat berlangsungnya rapat.
Meski beberapa hari kemudian Aweng mengakui bahwa dirinya tertidur karena kelelahan dan tanpa disengaja bahkan menyampaikan permohonan maaf.
Namun pernyataan itu dinilai ambigu, karena di sisi lain anggota dewan mempertahankan argumennya bahwa Aweng tertidur bukan saat rapat, pada hari yang berbeda yang bersangkutan mengakui bahwa dirinya tertidur.
Direktur eksekutif Prabu Foundation, Asep Muhargono menilai tindakan Dirut Perumda Tirta Patriot tertidur di ruang rapat itu menunjukkan ketiadaan prinsip moral atau secara aktif bertentangan dengan moralitas publik dan profesionalisme pejabat publik. Budaya malu seperti pohon sudah tercabut dari akarnya.
“Fenomena pejabat publik yang kehilangan empati dan rasa malu tampaknya semakin sering kita jumpai. Ironisnya, mereka yang semestinya menjadi teladan moral justru memperlihatkan perilaku yang mencederai akal sehat publik,” ungkap Aktivis 98 ini kepada Mediakarya di Bandung, Senin (8/12/2025).
Ironisnya, pejabat tersebut tidak menunjukkan rasa penyesalan apalagi rasa malu di hadapan publik. Terpantau dari sejumlah pertemuan, wajah Dirut Perumda itu menunjukkan seolah tidak pernah terjadi persoalan.
