Lebih dari itu, kata Frans, bicara NTT yang masuk kategori daerah termiskin itu perlu keseriusan dan kecerdasan dari pemangku kebijakan dalam mengimplementasikan program pemerintah, diantaranya penggunaan APBD yang tepat sasaran. Bahkan, lanjutnya, butuh figur yang memiliki integritas untuk mengangkat NTT dari jurang kemiskinan.
“APBD yang dimiliki sudah seharusnya digunakan untuk program-program tepat sasaran. Bagaimana kualitas guru dan siswa semakin baik, fasilitas sekolah sampai perguruan tinggi semakin memadai, peningkatan infrastruktur sehingga menarik bagi investor lalu terbuka lapangan kerja secara luas. Maka kemiskinan bisa dikalahkan dengan kualitas pendidikan dan akhlak baik serta terbukanya lapangan kerja,” sebutnya.
Frans pun membagikan pengalamannya bagaimana ia sejak dulu mendorong anak-anak muda NTT untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Saat ini, banyak anak-anak NTT yang ia sekolahkan di Jakarta dan Pulau Jawa, dengan harapan dapat memutus mata rantai kemiskinan.