Jakarta Hadapi Krisis Air, Transformasi PAM Jaya Tak Bisa Ditunda

JAKARTA, Mediakarya– Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin mengungkapkan, pihaknya terus bergerak cepat mengejar target layanan air perpipaan 100 persen bagi warga Jakarta. Hal itu disampaikan dalam forum Balkoters Talk bertajuk ‘Implementasi Smart Water Management untuk 100 Persen Layanan Air Jakarta’, di Pressroom Balaikota, Jumat (19/9/2025).

Arief melanjutkan, sejak pengambil alihan pengelolaan dari swasta pada Februari 2023, PAM Jaya sudah menambah 124 ribu sambungan rumah tangga.

“Target yang dipatok Gubernur sampai 2029 mencakup pembangunan 7.000 kilometer pipa. Dampaknya menimbulkan kemacetan karena memang tidak bisa lagi tidak menggunakan badan jalan,” kata Arief.

Arief menjelaskan, tantangan utama penyediaan air baku juga masih membayangi. Teranyar, Bendungan Karian yang dijanjikan Kementerian PUPR belum bisa berkontribusi. Padahal, saat ini 85 persen pasokan air baku Jakarta masih dari luar wilayah, termasuk Jatiluhur.

“Tapi pesan Pak Gubernur jelas jangan bergantung pada satu sumber. Kami cari alternatif, bahkan ke Banten,” ujarnya.

Selain itu tantangan yang dihadapi PAM JAYA adalah usia jaringan pipa yang menua dan itu menjadi pekerjaan berat. Tercatat 70 persen pipa berusia 25-40 tahun, sebagian besar bukan food grade, rawan kebocoran, dan memicu tingginya non-revenue water (NRW). Akibat kebocoran itu kerugian diperkirakan mencapai Rp1 triliun per tahun.

Untuk menutup celah itu, PAM Jaya mempercepat inovasi. Empat instalasi pengolahan air (IPA) baru disiapkan di Semanan, Muara Karang, Condet, dan Kanal Banjir Barat 2. Teknologi water purifier juga diluncurkan agar air perpipaan tetap layak minum meski melewati pipa lama.

Exit mobile version