“Sementara untuk meningkatkan produksi sapi, perlu adanya perubahan genetik dalam penyediaan sapi betina indukan bukan hanya sekedar sapi bunting,” ujar Asnawi.
Lanjut dia, untuk memenuhi kebutuhan dan ketersediaan daging nasional, pihaknya menilai bahwa Indonesia masih memerlukan impor.
Sementara itu untuk menghindari adanya monopoli impor sapi dari satu negara, JAPPDI meminta pemerintah agar mengambil kebijakan impor dari negara lain.
Dalam rangka mendukung stabilitas harga daging khusunya jelang hari besar keagamaan, JAPPDI menyarankan pemerintah perlu mengimpor frozen daging sapi ataupun kerbau (daging beku).
“Sebab kebutuhan daging nasional tahun 2022 sebanyak 266.065 ton. Sementara pemerintah sendir telah mengambil kebijakan kuota impor tersebut sejumlah 120.000 ton. Terdiri dari 100.000 ton daging kerbau dan 20.000 ton daging sapi. Kemudian sisanya diberikan kepada pengusaha swasta, baik dalam bentuk sapi bakalan maupun daging beku atau frozen,” pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Dirjen Bapokting Kementerian Perdagangan, Isy Karim memastikan berdasarkan data yang diterima dari Dirjen PKH, stock daging menjelang Ramdhan dan Lebaran 2022 masih mencukupi.
“Kita habis rapat di KSP untuk memantau harga daging menjelang ramadhan dan lebaran nanti. Dari sisi dirjen PKH stock mencukupi untuk sampai lebaran nanti,” kata Isy Karim.
Menurut dia, kedepnnya pemerintah akan menerapkan kebijakan untuk memobilisasi sapi-sapi lokal agar menyumbang stock daging nasional sebesar 62%.