Kasus Wadas Ancam Elektabilitas Ganjar 

Bentrok warga dengan aparat kepolisian di desa Wadas kabupaten Purworejo (Foto: Ist)

Koalisi menerangkan penolakan masyarakat Wadas, terutama perempuan pada proyek penambangan Bendungan Bener dimulai sejak 2015. Bagi mereka, tanah adalah ibu, darah daging, sumber kebahagiaan, keselamatan, dan kebijaksanaan hidup.

Oleh karenanya, menurut koalisi, proyek penambangan batuan andesit dan Bendungan Bener akan menjadi petaka. Menganyam besek adalah simbol perlawanan perempuan yang bertekad mempertahankan vegetasi bambu yang terancam proyek penambangan.

“Kehadiran aparat hari ini di bumi Wadas menunjukkan bahwa negara tidak hadir untuk pemenuhan hak dan kesejahteraan warganya, melainkan untuk merampas kehidupan warga,” ucap Koalisi.

Selain mendesak agar polisi menghentikan aksi kekerasan dan menarik mundur aparat dari lokasi, Koalisi pun meminta agar pemerintah dan para pihak terkait menghentikan proses pengukuran terhadap lahan milik warga.

Aksi protes warga Wadas diketahui terkait rencana proyek penambangan batu andesit untuk proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener yang telah dimulai sejak 2016. Puncaknya, pada Selasa (8/1), ribuan aparat kepolisian dengan senjata lengkap dikerahkan ke lokasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *