- Pendidikan Etika Bersifat Teoritis dan Seremonial
Diajar, tetapi tidak dihidupkan. - Keteladanan Lemah di Sekolah dan Negara.
Anak melihat kontradiksi antara pelajaran dan realitas. - Minim Diskusi Moral Nyata. Korupsi, kekuasaan, keadilan sosial jarang dibahas secara jujur.
- Evaluasi Karakter Tidak Pernah Menentukan. Yang menentukan masa depan tetap nilai akademik.
- Guru Terjebak Administrasi.
Pembinaan watak kalah oleh laporan dan target.
Kurikulum yang Seharusnya Diperjuangkan
Indonesia tidak kekurangan nilai luhur. Pancasila, agama, dan budaya telah menyediakan fondasi. Yang kurang adalah keberanian menjadikannya pusat pendidikan nasional.
Kurikulum ke depan harus menempatkan:




