“Kalau sudah tenang maka bisa fokus dan bertanding dengan lepas atau tanpa memikirkan beban,” tuturnya.
Tidak kalah penting, imbuh Khoirudin, para atlet tidak boleh merupakan orang tua sebagai “keramat” di dunia. Untuk itu, para atlet harus juga meminta restu dan doa dari orang tua.
“Orang tua adalah keramat bagi anak-anaknya. Ridho Allah berada pada ridho orang tua,” bebernya.
Ia menambahkan, perhatian lebih diperlukan terkait dengan pemenuhan kebutuhan pembiayaan atlet. Namun, tentunya juga menjadi catatan kita agar jangan sampai dengan pembiayaan pembinaan yang besar, ada atlet yang akhirnya pindah ke provinsi lain.
“Saya sudah melakukan kunjungan kerja ke Jawa Barat yang dalam beberapa tahun terkahir menjadi Juara Umum PON XXI hingga Kabupaten Bekasi. Saya bertemu dengan pihak Dinas Olahraga setempat untuk membandingkan pembinaan atlet yang dilakukan hingga pemenuhan pembiayaannya, memang perlu pendanaan yang besar,” pungkasnya. (dri)