“Di Tiktok lebih masif dan persebarannya lebih cepat. Dulu enggak ada Tiktok, sekarang saya amati tidak hanya hoaks tapi penggiringan emosi publik lebih masif,” ucap dia, dilansir dari antara.
Meski potensi SDM pembuat konten digital di DIY cukup besar, Edward mengakui hingga saat in jumlah generasi muda yang dilibatkan belum banyak mengingat keterbatasan pendanaan.
KISP, kata dia, siap berkolaborasi dengan Bawaslu untuk menggandeng lebih banyak kreator konten muda menjelang pemilu.
“Problemnya adalah mengumpulkan mereka butuh biaya yang seharusnya kalau ini ditangani Bawaslu atau KPU cukup sederhana,” kata Edward.(sm)