2. Ketergantungan pada impor pangan
Dalam hal ini satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) harus paham dalam pengelolaan anggaran belanja dan pemilihan bahan baku untuk selalu menggunakan produk lokal, selain membumikan konsep cinta tanah air—tetapi juga menjustifikasi konsep circular ecomony village yang merupakan blueprint program Makan Bergizi Gratis.
Dalam menjawab problem tersebut, setidak-tidaknya ada beberapa hal yang perlu dikedepankan yang menjadi strategi yang dapat dilakukan agar kemudian ketersediaan pangan terjaga dan rantai pasoknya ajeg dan stabil, yaitu sebagai berikut
3. Pengembangan pertanian lokal
Dalam hal ini Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) idealnya mendorong kepada stakeholder di daerahnya untuk sama sama terlibat aktif dalam suksesi program makan bergizi gratis (MBG). Seluruh elemen masyarakat diajak untuk menjadi pemasok bahan baku untuk makan bergizi gratis (MBG). Masyarakat tidak lagi bingung dengan menjual hasil berkebunnya kemana karena sangat memungkinkan untuk diserap oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan ini hanya dimungkinkan ketika semua elemen bekerja.
4. Peningkatan kesadaran masyarakat
Agar poin pertama tercapai, penitng kiranya untuk dilakukan semacam edukasi, memberikan pengarahan dan komunikasi yang intens dan terarah untuk kemudian membangunkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penguatan ketahanan pangan tersebut.
5. Diversifikasi pangan
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mendorong penggunaan keanekaragaman pangan untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis pangan.
