Kekosongan ini jelas menunjukkan lemahnya sistem perencanaan dan keberanian otoritas pendidikan Kota Sukabumi dalam mengambil kebijakan. Apakah kekosongan ini disengaja untuk kepentingan politis atau sekadar akibat kelalaian birokrasi? Pertanyaan ini patut dijawab secara terbuka kepada publik.
Dampaknya: Turunnya Mutu, Hilangnya Kepercayaan
Gabungan dari dua persoalan besar di atas telah melahirkan dampak sistemik bagi pendidikan di Kota Sukabumi:
- Turunnya kualitas layanan pendidikan, karena dana tak digunakan semestinya dan kepemimpinan sekolah timpang.
- Moral guru dan staf menurun, karena mereka bekerja tanpa kepastian arah dan kepemimpinan
- Kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan dan pemerintah daerah semakin menurun.
- Anak-anak kehilangan masa depan, karena tumbuh dalam sistem yang rusak dan tidak adil.
PMII Menyerukan Perubahan
Sebagai organisasi mahasiswa yang berpihak pada rakyat dan keadilan sosial, PMII Cabang Kota Sukabumi menyatakan sikap:
- Mendesak Kejari Kota Sukabumi untuk mengusut tuntas dugaan penyelewengan dana BOS dan PKBM.
- Menuntut Dinas Pendidikan Kota Sukabumi segera menyelesaikan kekosongan jabatan kepala sekolah.
- Mendorong Wali Kota Sukabumi untuk turun tangan langsung dan mengevaluasi kinerja Disdik secara menyeluruh.
- Mengajak DPRD Kota Sukabumi membentuk tim pengawas independen untuk mengaudit seluruh satuan pendidikan.
- Meminta masyarakat, terutama orang tua siswa, untuk aktif mengawasi dan berani melaporkan penyimpangan.
Penutup: Mari Bangun Ulang Kepercayaan
Pendidikan adalah amanah, bukan celah untuk berbuat curang. Jika hari ini wajah pendidikan Kota Sukabumi dipenuhi luka, maka kita semua masyarakat, mahasiswa, guru, orang tua, dan pemerintah punya tanggung jawab moral untuk menyembuhkannya. Tidak cukup hanya menunggu; kita harus bertindak.
Karena jika kita diam hari ini, maka kita telah ikut menyumbang pada rusaknya masa depan generasi Kota Sukabumi.