Kata Ghozi beberapa hari lalu warga perumahan Jakarta Garden City (JGC) Cakung juga sudah bertemu langsung dengan pihak pengelola RDF dan jajaran dinas LH serta plt Walikota Jaktim serta Lurah Cakung Barat.
“Beberapa komitmen dari pihak pengelola secara garis besar memang intensitas bau-nya sudah mulai berkurang, namun masih ada. Ini harus jadi perhatian yang serius. Pengelolaan sampah di tengah kota menjadi hal yang rawan. Monitoring dari dinas LH harus sangat ketat, harus dipush pihak pengelola agar bisa segera dilaunching dan masyarakat tidak terdampak dan pengelolaan sampah ini bisa berjalan dengan baik,” bebernya.
Ghozi mengungkapkan ada 2 permintaan dari masyarakat terkait kondisi yang ada.
“Pertama secara ekstrem minta RDF ditutup. Tapi saya pikir kalau ditutup maka kerugian negara sangat besar. Karena investasi ataupun spending APBD terhadap RDF sangat besar. Dan ini menjadi kerugian negara kalau sampai ditutup. Maka langkah yang paling penting dan taktis yang bisa kita lakukan adalah perbaikan yang sistematis dan lebih cepat. Jajaran Pemprov DKI mulai dari Gubernur-wakil gubernur harus turun langsung agar RDF yang menelan biaya besar ini bisa segera launching dengan tidak menghadirkan bau sesuai dengan yang dijanjikan. Komitmen bersama antara dinas LH, pengelola dan masyarakat harus segera dijalankan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Ketua RT di Perumahan JGC Klaster Shinano RT 18, RW 14 Wahyu Andre Maryono disurati Kefas (5), yang memprotes soal bau sampah dari RDF di Rorotan, Jakarta Utara.
“Saya dikirim surat dari anaknya warga gara-gara bau sampah RDF,” ucap Wahyu kepada Kompas.com, Senin (17/3/2025) malam.