JAKARTA, Mediakarya – Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori meminta para jamaah haji untuk memanjatkan doa agar bangsa Indonesia terbebas dari korupsi.
Menurut dia, doa saat wukuf di Arafah menjadi kesempatan berharga bagi jamaah haji Indonesia untuk memanjatkan doa bagi kebaikan bangsa dan negara di samping berdoa untuk pribadi dan keluarga.
Sebab, kata Kiai Akhmad Said Asrori, saat ini bangsa Indonesia seolah tidak bisa terlepas dari kejahatan korupsi. Dengan begitu, hal tersebut terus berimbas pada kehidupan sosial masyarakat yang timpang.
“Doakan Indonesia segera terhapus dari korupsi. Ini (salah satu) yang penting,” ujar Kiai Akhmad Said Asrori, di Makkah, Arab Saudi, seperti dikutip dari NUonline, Selasa (3/6/2025).
Untuk itu, ia mengajak jamaah haji juga untuk mendoakan pemimpin-pemimpin dan pejabat-pejabat Indonesia selalu mendapatkan petunjuk dan diberi pertolongan oleh Allah untuk memimpin Indonesia dengan baik dan jujur.
“Ini penting sekali. Yang korupsi segera bertobat,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thullab, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah.
Ia juga berharap, Indonesia diberi keselamatan oleh Allah. Rakyatnya diberi kemakmuran, diberi kecukupan, ketenteraman, dan keamanan.
“Karena doa di Arafah itu, Tidak ada aling-aling, tidak ada hijab. Semua doa orang yang wukuf, pada saat wukuf nanti, dikabulkan semua,” ujar Kiai Akhmad Said Asrori.
Jamaah Haji Harus Menyiapkan Psikis
Para jamaah haji akan mulai didorong ke Arafah pada 4 Juni 2025 atau 8 Dzulhijjah 1446. Kondisi Kota Suci Makkah saat ini sudah disterilkan oleh aparat Arab Saudi untuk menyiapkan rangkaian puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Operasional bus shalawat juga dihentikan sementara hingga prosesi puncak haji selesai. Kiai Said Asrori juga menyampaikan pesan kepada seluruh jamaah haji warga NU (Nahdliyin) di Makkah.
Menurutnya, Nahdliyin harus menjaga kebahagiaan selama menjalani proses haji apapun yang terjadi. “Menjaga psikis. Harus bahagia, senang, jangan khawatir, jangan takut,” ujarnya.
Karena, menurutnya, kebahagiaan adalah modal untuk membangun kesehatan jasmani dan rohani. Energi yang keluar dari rasa bahagia akan menjadi energi yang positif.
Ia juga menekankan untuk jamaah haji Nahdliyin untuk menjaga kebersamaan di antara seluruh jamaah haji. Tidak perlu ada perdebatan apalagi pertengkaran.
“Salah satu amal yang baik di Tanah Suci ialah ada keinginan untuk menolong yang lain,” ujar Kiai Akhmad
Said Asrori. **