KOTA BEKASI, Mediakarya – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding bersama dengan Sekjen Kementerian Sosial Robben Rico meninjau SMA 13 Kora Bekasi Sekolah Rakyat yang berlokasi di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi, pada Kamis 14 Agustus 2025.
Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) ini menampung 180 siswa lengkap dengan fasilitas asrama, dapur, ruang makan, ruang kelas, ruang komputer, hingga lapangan sepak bola. Sembilan kelas berisi 20 anak telah disiapkan untuk 135 siswi dan 45 siswa. Para siswa ini berasal dari Kota dan Kabupaten Bekasi.
“Jadi hari ini saya sengaja mengunjungi SMA 13 Bekasi yang merupakan rintisan sekolah rakyat di sini ada 180 siswa dan tadi saya memberi satu motivasi kepada adik kita agar mereka punya kepercayaan diri dan semangat,” ujar Menteri P2MI Abdul Kadir Karding kepada media.
Lebih lanjut Abdul Kadir juga mendorong untuk Sekolah Rakyat agar mengakomodasi konsep yang ada di Kementerian P2MI yaitu Class Migran. Kelas ini dibentuk sejak awal dengan bentuk ekstrakurikuler sejak kelas 1.
Nantinya, di sana mereka akan dilatih paling tidak bahasa dan yang kedua soal pengetahuan tentang negara-negara yang potensial untuk bekerja misalnya Jepang, Korea, Eropa dan Jerman.
“Class migran ini kita harapkan Selain itu dilatih secara mentalnya untuk bermigrasi keluar dan kita harapkan ini 3 tahun berjalan, Lalu nanti setelah mereka lulus peluang mereka untuk terserap itu sangat tinggi salah satunya yang tidak mau bekerja dalam negeri boleh bekerja di luar negeri atau yang ingin melanjutkan kuliah silahkan itu pilihan saja,” ungkap Menteri Abdul Kadir.
Sehingga, kata Abdul Kadir, paling tidak 2 bulan atau 1 bulan dengan gaji yang cukup tinggi, pengalaman yang cukup baik, transfer teknologi, transfer knowled, karakter skill jadi akan sangat baik.
Hal ini nantinya, Kementerian P2MI akan bekerjasama dengan Kementerian Sosial RI. Konsep ekstrakurikuler Class Migran juga direncanakan akan diterapkan di seluruh Sekolah Rakyat di Indonesia.
Sekedar diketahui, Sekolah Rakyat yang merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Sosial ini beroperasi di 100 titik di seluruh Indonesia. (Mma)