Ia menambahkan bahwa buku Tauhid For the Greatest Happiness tersebut menjadi semacam alat perekrutan untuk menyasar generasi muda yang masih belum stabil dan dalam proses pencarian jati diri.
“Adapun sasaran mereka adalah generasi muda yang dinilai masih belum stabil, masih dalam proses pencarian jati diri, dan dekat dengan teknologi media sosial. Hal tersebutlah yang dimanfaatkan untuk merekrut ke dalam pemahaman radikal dan jaringan terorisme,” imbuhnya.