Cerita Dibalik Petugas TPU Padurenan

Petugas pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Pedurenan, Kota Bekasi, yang harus rela tertidur menunggu kedatangan jenazah

Warsim, awalnya sehari-hari bertugas sebagai pemakam jenazah di TPU Perwira, Bekasi Utara. Semenjak virus Covid-19 mewabah, para petugas di TPU Padurenan, tempat pemakaman khusus jenazah Covid-19 di Kota Bekasi kewalahan. Sejak saat itu, dirinya ditugaskan piket di lokasi tersebut selama dua hari sekali.

Warsim mengaku, saat pertama diperbantukan piket di TPU Padurenan, selalu merasa ada kekhawatiran saat memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal. Bahkan, setiap kali hendak berangkat kerja, ia menjadi takut lantaran virus mematikan ini mudah tertular. Apalagi, usianya yang telah menyentuh setengah abad.

Meski begitu, pada akhirnya Warsim tetap berangkat dan terus bertugas hingga saat ini. Bapak lima anak tersebut kembali sadar bahwa semuanya telah menjadi tugasnya. Manusiawi jika ada rasa takut, khawatir tertular dan sebagainya.

Sesampainya ketika di tempat kerja, Warsim saling bersapa bersama 74 petugas lainnya. Mereka semua adalah anggota pemulasaran dari petugas gabungan di tiga pemakaman, yaitu TPU Padurenan, TPU Perwira dan TPU Jatisari, dibantu 10 orang tenaga bantuan dari BPBD Kota Bekasi.

Saat bekerja, mereka terbagi dalam beberapa kelompok yang tiapnya terdiri dari enam orang. Di antaranya ditugaskan dengan masing-masing tanggungjawab, mulai dari mengangkat peti jenazah, menggali, mengubur, hingga merapikan tanah setelah pemakaman. Dalam 24 jam, para tim bekerja dengan tiga shift, yaitu pagi hingga sore, sore sampai malam serta malam hingga matahari hampir mencapai ufuknya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *