“Swadaya pangan berakselerasi drastis, dari target empat tahun menjadi hanya satu tahun. Indonesia resmi stop impor beras dan siap menuju ekspor,” ujarnya.
Direktur Utama BULOG, Ahmad Rizal, menegaskan bahwa program ini lebih dari sekadar pembangunan infrastruktur penyimpanan beras. Konsep pengembangan ekosistem bisnis berkelanjutan akan menjadi fondasi keberhasilan proyek.
“Kami menciptakan skema kolaborasi segitiga antara BULOG, petani, dan investor, yang menjamin pasar melalui offtake agreement,” jelasnya.
Pemkab Morotai menyambut positif penunjukan ini, sejalan dengan pelaksanaan Program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) pasca penerbitan Inpres tentang percepatan pembangunan fasilitas KDMP. Kepala Dinas Perindagkop UMKM Morotai, M. Ramlan Drakel, menilai proyek ini menjadi momentum strategis bagi rantai pasok UMKM pangan lokal.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Morotai, Tachmid Bilo, menambahkan bahwa Morotai memiliki total 1.009 hektare lahan sawah aktif, sehingga keberadaan gudang dan fasilitas pengolahan modern akan meningkatkan produktivitas serta kualitas beras lokal.
