JAKARTA, Mediakarya – Kepala Badan Komunikasi Strategis Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai, pemilihan presiden yang hanya diikuti oleh dua pasang calon dapat mengakibatkan terjadinya polarisasi yang mengental di masyarakat. Ini belajar dari pengalaman Pilpres 2014 dan 2019.
“Polarisasi yang mengental diakibatkan hanya dua calon di (pemilihan umum presiden.) 2014 dan 2019,” kata Herzaky dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (10/10).
Polarisasi pada dua Pilpres sebelumnya masih menyisakan luka mendalam di tengah-tengah masyarakat. Para elite mungkin bisa berdamai dengan mudah antara yang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, di tingkat akar rumput, dampak dari polarisasi masih membekas dan mempengaruhi pola interaksi antara masyarakat.