Desakan Munaslub Mencuat, Kursi Ketum Golkar Kembali Digoyang

Ketum Golkar Bahlil Lahadalia (Ist)

JAKARTA, Mediakarya – Kursi Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia kembali digoyang. Hal tersebut menyusul dengan beredarnya kabar bahwa pihak Istana Negara memanggil Nusron Wahid yang juga menteri ATR/BPN, digadang gadang bakal menggantikan Bahlil.

Analis politik dan kebijakan publik, Adi Bunardi menilai isu soal Musyawarah Nasional Luar Biasa’ (Munaslub) untuk mendongkel kursi Bahlil Lahadalia dari Ketum Golkar, bukan hal yang baru.

Isu Munaslub tersebut bukan tanpa alasan, bahkan, kata Adi, Bahlil Lahadalia merupakan sosok perpanjangan tangan dari mantan presiden RI ke -7 Joko Widodo (Jokowi).

Selain itu, mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketum Golkar yang penuh dengan intrik jebakan hukum itu diduga disutradarai oleh mantan petinggi negeri ini, guna memuluskan Bahlil menempati posisi Ketum Golkar.

“Bahlil diduga sebagai kepanjangan tangan dari Jokowi. Sehingga ketika menjabat sebagai Ketum Golkar Bahlil bisa mengamankan Jokowi ketika sudah tidak menjabat lagi, baik itu dari segi hukum, bisnis, dan secara politik,” kata Adi kepada Mediakarya, Kamis (31/7/2025).

Menurut Adi, bahwa Bahlil Lahadalia merupakan orang Jokowi sudah menjadi rahasia umum. Sebab sangat mustahil posisi Bahlil di Golkar yang selama ini tak menonjol tiba-tiba muncul menggantikan Airlangga, jika tanpa ada campur tangan Jokowi.

“Jadi, jika ada wacana Munaslub itu hal yang lumrah dan menurut pandangan saya itu patut didukung. Selain itu kebijakan Bahlil sebagai menteri pembantu Pranowo juga banyak menuai kontroversi. Dan itu tentu sangat merugikan Golkar,” pungkas Adi.

Sebelumnya, seperti dikutip dari Rmol.id, isu Munaslub Partai Golkar kembali mencuat. Kabar yang beredar menyebut istana sudah merestui ketua umum Bahlil Lahadalia diganti.

Dorongan agar Bahlil diganti menguat lantaran dia terlalu Jokowi yang oleh kalangan internal mulai dianggap aib.

Golkar dihitung terbenam jika tetap dibawah kendali Bahlil karena terus-terusan menjadikan beringin penopang Jokowi yang bukan lagi presiden.

Selain itu siasat Bahlil sebagai menteri Kabinet Merah Putih kerap merusak citra pemerintah. Di antaranya Bahlil tersangkut skandal tambang Raja Ampat, larangan pengecer menjual LPG 3 kilogram, dan intrik-intrik lain yang sudah banyak diketahui umum.

Informasi yang diterima redaksi restu disampaikan gamblang kepada Nusron Wahid, politikus Golkar yang juga menteri ATR/Kepala BPN. Nusron dipanggil menghadap Hambalang dan Munaslub mengganti Bahlil dari kursi Golkar-1 digelar sebelum pergantian tahun. **

Exit mobile version