“Lalu, pada simulasi poin 2, paslon Ariza-Lista unggul 08,11 % dibanding Ben-Pilar. Intervalnya cukup jauh,” papar Agus.
A. Ahmad Riza Patria – Lista Hurustiati = 48,38%
B. Benyamin Davnie – Pilar Saga Ichsan = 40,27%
C. Deddy Corbuzier – Marshel Widianto =
11,35%
“Selanjutnya, pada simulasi poin 3, paslon Lista-Ariza juga mengungguli Ben-Pilar dengan selisih 10,61%,” tukasnya.
A. Lista Hurustiati – Ahmad Riza Patria = 51,87%
B. Benyamin Davnie – Pilar Saga Ichsan = 41,26%
C. Marshel Widianto – Deddy Corbuzier = 06,87%
Kesimpulan Umum
Dari data tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, siapa pun yang dipasangkan dengan Bunda Lista, elektabilitasnya menjadi naik signifikan.
“Pasangan petahana hanya dapat dikalahkan oleh paslon yang berduet dengan Bunda Lista, kecuali Deddy Corbuzier. Pada simulasi poin 1, Lista-Deddy pun nyaris mengalahkan Ben-Pilar. Kedua paslon itu hanya terpaut sangat-sangat tipis 0,15% (angka margin error),” ucapnya.
Di luar itu, pasangan yang berduet dengan Bunda Lista dapat mengalahkan paslon petahana Ben-Pilar. Ariza-Lista mengalahkan Ben-Pilar dengan selisih 08,11%.
“Jika Bunda Lista dipasang sebagai calon wali kota dan Ariza wakil, maka lebih tinggi lagi angkanya dalam mengungguli petahana Ben-Pilar dengan interval 10,61 %,” imbuhnya.
Kesimpulan ke-2, pasangan Ariza-Marshel masih belum mampu bersaing dengan paslon lainnya. “Pada simulasi poin I, Ariza-Marshel hanya meraih 05,61 %,” katanya.
Hal itu, menurutnya, disebabkan beberapa faktor. “Pertama, keduanya masih jadi new comer (pendatang baru) di Tangsel. Tingkat popularitas keduanya di mata masyarakat Tangsel masih rendah. Apalagi, akseptabilitas dan elektabilitasnya,” ungkap Agus.
Faktor, ke-2, kata dia, akibat isu kontroversial Marshel di masyarakat. “Masyarakat melihat sosok artis komedian Marshel sebagai figur yang kontroversial. Rekam jejak digital Marshel yang negatif jadi isu kontroversi di masyarakat,” ucapnya.