JAKARTA, Mediakarya – Agenda perhelatan Pilkada Kota Bekasi semakin mengerucut. Dari sederet kandidat yang dikabarkan ikut maju sebagai bakal calon Wali Kota, baru politisi PKS Heri Koswara yang sudah menyatakan diri telah mendapatkan calon pendampingnya yakni Solihin politisi PPP.
Sementara , DPP PDIP sendiri hingga saat ini belum juga mengeluarkan surat rekomendasi kepada kadernya yang ikut dalam kontestasi pada pilkada Kota Bekasi. Meski kubu Tri Adhianto mengklaim bakal mendapatkan restu dari DPP, namun suara akar rumput belum bulat mendukungnya.
Di sisi lain, di tengah memanasnya suhu politik di Kota Bekasi,muncul rumor jika DPP memberikan rekom terhadap Tri Adhianto maka ribuan kader banteng moncong putih itu mengancam bakal keluar dari partai yang saat ini digawangi oleh Megawati Soekarnoputri menyusul dengan hengkangnya ribuan kader PDIP Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Subang.
Analis politik Yusuf Blegur memprediksi jika DPP PDIP memberikan rekomendasi pada Tri Adhianto maju sebagai bakal calon Wali Kota, PDIP terancam gigit jari tak memiliki calon yang diusungnya untuk mengikuti kontestasi pilkada Kota Bekasi.
Pasalnya sosok Tri Adhianto susah dijual meski PDIP memiliki 9 kursi di parlemen dan hanya butuh 2 kursi untuk meloloskan kadernya mengikuti Pilkada kota Bekasi.
Tri yang sejak awal digadang-gadang oleh PDIP terutama melalui sekjen PDIP Hasto Kristianto menjadi bakal calon Wali Kota Bekasi. Hingga injury time pendaftaran calon Wali Kota Bekasi di KPU, Tri Adhianto tak juga mendapatkan bakal calon calon pendampingnya.
“Jika demikian maka Tri terancam tak ada yang mendukungnya dan PDIP ditinggal sendiri gagal mengusung kadernya mengikuti kontestasi pilkada kota Bekasi tahun 2024,” ungkap Yusuf yang juga mantan Ketua Presidium GMNI ini seperti dalam keterangan tertulisnya yang diterima Mediakarya, Sabu (10/8/2024).
Menurut dia, jika Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terus memaksakan Tri Adhianto sebagai Cawalkot Bekasi, dikhawatirkan akan merugikan PDIP Kota Bekasi.
Bukan hanya kader PDIP yang kehilangan aspirasi politiknya melainkan masyarakat Kota Bekasi gagal memiliki pemimpin potensial dan berkarakter yang sebenarnya dari PDIP.
“Sebab Tri Adhianto sudah terbentuk dalam opini publik sebagai bakal calon Wali Kota yang dengan berbagai isu miring yang akhir-akhir ini menimpanya,” ujar Yusuf.
Oleh karenanya, Yusuf menyarankan agar DPP PDIP bisa lebih rasional dan realistis mengambil sikap terhadap konstelasi Pilkada Kota Bekasi yang berkembang.
“Sebab PDIP masih memiliki kader lain yang tangguh dan kompetitif yang mumpuni di Kota Bekasi. Sebut saja Mochtar Mohamad, pemimpin yang punya legacy kuat baik untuk PDIP maupun masyarakat Wali Kota Bekasi,” katanya.
Jika dilihat realitas politiknya, saat ini Heri Koswara dan Solihin dinilai sebagai pasangan bakal calon Wali Kota dan calon wakil Wali Kota dari PKS dan PPP yang paling siap mengikuti pilkada Kota Bekasi
“Namun jika di injury time DPP PDIP memberikan rekomendasi kepada Mochtar Mohamad, maka bisa dipastikan akan berubah konstelasi dan konfigurasi politik dalam atmosfer Pilkada Kota Bekasi,” sebut dia.
Untuk itu, dia berpendapat bahwa PDIP tak punya pilihan lain selain mengusung Mochtar Mohamad dan siapapun pasangannya untuk mengimbangi pasangan Heri Koswara dan Solihin. (Aep)