“Selama ini, pelaku UMKM terus didorong untuk produksi. Calon-calon pelaku UMKM juga diberi pelatihan untuk berani terjun sebagai pengusaha UMKM. Tetapi, sama sekali tidak ada data yang pasti dan riil tentang berapa jumlah pasar yang dapat menyerap produk mereka,” ujar LaNyalla di Seminar Nasional UMKM Bangkit, Ekonomi Tumbuh Komunitas UMKM Nagekeo Bangkit di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Senin.
Ia mengatakan hukum ekonomi tidak bisa diabaikan begitu saja, karena apabila produksi banyak, sementara pasar tidak ada, maka yang terjadi adalah penurunan harga menyebabkan pelaku usaha itu akan gulung tikar.
“Ini juga kritik kepada pemerintah di daerah-daerah yang gencar membangun sentra-sentra lokasi untuk pedagang, tetapi tanpa ada data seluruh jumlah pemasaran di lokasi tersebut. Bahkan, pasar tidak didesain untuk datang ke sentra-sentra tersebut. Akibatnya, pelaku UMKM hanya mampu bertahan dalam hitungan bulan,” katanya.