“Sebagai contoh ada siswa yang berminat menjadi dokter, maka siswa dapat memilih mata pelajaran sesuai minatnya seperti Kimia, Biologi, Sosiologi dan lainnya. Dan tentunya tidak meninggalkan mata pelajaran wajib,” ujar Anindito.
Anindito mengakui, saat ini kurikulum prototipe sedang diterapkan secara terbatas di 2500 sekolah di seluruh Indonesia melalui Program Sekolah Penggerak.
“Jadi kurikulum prototipe atau kurikulun 2022 untuk sementara diterapkan disekolah sekolah yang biasa saja dan minim sarana,” ucapnya.