“Bertepatan dengan hari Sungai sedunia, kami Labtek Apung mengajak para generasi milenial untuk menyusuri sepanjang Citarum hingga ke ujung muara, kita lakukan pengamatan terhadap flora dan fauna lalu kami dokumentasikan lewat aplikasi inaturalist.org yang nantinya seluruh orang di seluruh dunia bisa melihat jenis apa saja yang ada di Hilir Citarum,” ujarnya.
Kegiatan konservasi flora dan fauna di hutan mangrove Muaragembong menemukan beberapa jenis flora dan fauna yang harus dijaga kelestariannya agar tidak punah.
Novita Anggraini melanjutkan, jika kemarin targetnya adalah para siswa, kali ini adalah anak-anak muda yang tentu nantinya bisa meningkatkan rasa cinta mereka terhadap lingkungan di sekitarnya.
“Antusiasme generasi muda dalam mengikuti kegiatan ini sangat baik. Kami berharap mereka bisa lebih semangat dalam mengeksplor wilayah lokalnya,” ujarnya
Dalam kegiatan puncak The Home River Bio blitz 2021 dari Labtek Pung di Hilir Citarum ini, pihaknya dibantu oleh Adi Kristanto dari Komunitas Jakarta Bird Watcher’s Society berhasil mengidentifikasi 23 jenis burung yang dapat dilihat secara visual maupun suaranya.
“Ternyata Muaragembong itu punya banyak sekali hal yang menarik. Tadi kita sudah lihat dan amati, dalam waktu beberapa menit saja eksplor di hutan mangrove ini, terdapat 23 jenis burung, artinya potensi dari fauna ini menjadi data tarik,” tambahnya.
Kegiatan yang dilakukan oleh Labtek Apung di Hilir Citarum selama dua hari ini banyak menuai pujian dari berbagai pihak, sebagai upaya untuk mengajarkan masyarakat agar terus meningkatkan perhatiannya terhadap lingkungan. Di penghujung acara, Labtek Apung memberikan berbagai alat laboratorium dan beberapa alat observasi serta buku-buku secara simbolis kepada Dadang Irawan selaku tokoh warga lokal.