Ratna menambahkan yang terjadi berikutnya adalah anak tersebut dijerat oleh Undang-undang Perlindungan Anak, padahal anak tersebut adalah korban. “Undang-undang Perlindungan Anak yang seharusnya melindungi anak malah justru menjerat anak,” katanya.
Dikabarkan dari republika, menurutnya, RUU TPKS diharapkan dapat mencegah pemidanaan terhadap korban pemaksaan aborsi dan perempuan yang melakukan aborsi akibat indikasi kedaruratan medis atau akibat perkosaan atau kekerasan seksual lainnya.(qq)