Setelah menjalani program deradikalisasi, Munir mengubah pandangan radikalnya menjadi pemahaman yang luas sesuai dengan semangat Pancasila dan NKRI.
Selama program deradikalisasi, Munir melakukan banyak dialog dan berbagai interaksi dengan para ahli agama, tokoh masyarakat. Dan menyadari bahwa pemahaman sebelumnya keliru dan membahayakan keselamatan orang lain.
Munir menyoroti peran tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk memberikan pencerahan dan pengetahuan kepada masyarakat, terkait pandangan terhadap potensi segregasi (pemisahan antar kelompok) dalam masyarakat, terutama melalui isu-isu agama dalam konteks pemilu.
Dia menambahkan, bahwa di atas konstitusi Indonesia, banyak agama dan kepercayaan yang dijamin untuk bisa tumbuh dan berkembang, termasuk Islam.
“Oleh karenanya, tidak ada alasan untuk mengklaim Indonesia adalah negara “thoghut” karena tidak sesuai dengan Syariat islam,” kata Munir, dilansir dari antara.
Munir pun menyampaikan harapannya agar Pemilu 2024 membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dan positif.