Menurut Pastika, jika melihat data jumlah pemilih dari generasi muda akan mendominasi dalam Pemilu 2024, maka mereka akan menjadi penentu lahirnya para pemimpin masa depan di berbagai tingkatan yang bisa memajukan bangsa.
Oleh karena itu, ia mengingatkan jangan sampai salah memilih. Saat ini masih ada waktu dan kesempatan untuk melihat dan memilih seperti apa yang cocok jadi pemimpin. Jangan apatis dan jangan gampang dipengaruhi.
“Pemilih milenial ada 50 persen lebih. Tetapi masalahnya apa mereka mau memilih, ini yang perlu diedukasi, jangan sampai mereka apatis. Jangan pilih pemimpin yang tahunya hanya ngomong tetapi tidak ada action,” ujar mantan Kapolda Bali itu.
Di sisi lain, Pastika menyoroti peran dan kekuatan media dinilai sangat penting. Media tidak hanya memberi informasi, juga edukasi dan menggerakkan pemilih agar mau ke tempat pemungutan suara.
Namun, ia pun mengingatkan masyarakat dapat menyeleksi informasi yang diterima karena saat ini banyak sekali informasi bohong dan menipu yang beredar.
Akademisi yang juga calon anggota DPD RI Dapil Bali Dr I Gede Suardana mengatakan media mainstream dan media sosial sama-sama dapat berperan optimal dalam mewujudkan kemajuan demokrasi pada Pemilu 2024.