“Kami menagih janji. Belum ada perubahan signifikan, bahkan masih banyak persoalan yang belum terselesaikan. Pemerintah hari ini hanya fokus pada pencitraan,” tegas Bahrul.
Menurutnya, pemerintahan dengan visi “IMAN” (Inovatif, Mandiri, Agamis, Nasionalis) dan 19 program unggulan yang dijanjikan saat kampanye belum terealisasi secara merata. Berdasarkan hasil kajian, observasi lapangan, dan advokasi masyarakat yang dilakukan PMII, ditemukan ketimpangan antara narasi pembangunan dan kondisi nyata di lapangan.
“Banyak program hanya berhenti pada seremonial dan tidak berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup warga,” lanjut Bahrul.
Ia mencontohkan beberapa program yang dinilai tidak berjalan optimal, seperti Dana Abadi RT, layanan Puskesmas gratis, insentif guru ngaji, beasiswa sarjana dan disabilitas, serta sejumlah program yang dianggap populis dan tidak solutif, misalnya kegiatan “ngobrol santai” bersama wali kota.